Selasa, 21 September 2010

Legenda Kue Bulan

Festival Kue Bulan adalah tradisi masyarakat Tionghoa yang dirayakan setiap tanggal limabelas bulan kedelapan Imlek. Festival ini juga dikenal sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur. Masyarakat Tionghoa merayakaan "zhong qiu jie" ketika bulan berada pada puncak kecerahannya disepanjang tahun. Menurut legenda, Dewi Bulan yang tinggal di istana kaca, keluar untuk menari dibawah bayang - bayang bulan. Kisahnya berawal ketika pada suatu masa ada sepuluh matahari bersinar bersamaan diatas langit. Kaisar meminta seorang pemanah terkenal untuk menembak sembilan diantaranya.
Ketika tugas itu berhasil dilaksanakan, Dewi Surga Barat menghadiahkan sebutir obat hidup abadi pada sang pemanah. Istri sang pemanah menemukan obat itu tanpa sengaja dan meminumnya. Karenanya ia lalu diasingkan ke bulan. Menurut legenda, kecantikan istri sang pemanah mencapai puncaknya pada hari perayaan kue bulan.
Sekarang masyarakat Tionghoa merayakan festival ini dengan tari - tarian dan doa sambil menikmati keindahan sang bulan, tentunya sambil menyantap kue bulan. Meskipun ada banyak macam kue pada tradisi Tionghoa, kue bulan hanya dihidangkan pada perayaan kue bulan saja. Salah satu jenis kue bulan tradisional berisi pasta biji teratai. Dengan besar seukuran telapak tangan, kue bulan yang padat berisi biasa dipotong menjadi empat lalu dihidangkan. Ada yang berisi kuning telur asin ditengah, melambangkan bulan purnama dan rasanya sangat lezat.
Jenis yang lain ada yang berisi empat kuning telur (melambangkan empat fase bulan). Disamping pasta biji teratai, bahan isian lain yang sering dijumpai adalah pasta kacang merah dan kacang hitam. Ada juga kreasi lain yang eksotis, yaitu kue bulan berisi pasta teh hijau dan kue bulan berkulit salju (ping pei), salah satu variasi dari Asia Tenggara yang dibuat dari tepung beras ketan. Karena cara membuatnya yang cukup rumit, kebanyakan orang memilih membeli kue ini daripada membuatnya sendiri.

Sabtu, 11 September 2010

BlackBerry Curve 3G 9300 September Release di Indonesia

RIM akan release the new BlackBerry Curve 3G 9300 di Indonesia mulai September 2010

Smartphone tersebut walaupun di release dengan os5 namum sudah os6 ready yang akan disediakan sebagai update. Tentunya masih banyak fitur lainnya dengan 3G, wifi, camera dll..

Blackberry Curve 9300 Spesifikasi

Harga Blackberry Curve 3G 9300 di Indonesia?
Menurut Indosat, harga sekita Rp3.5jt
Dan bisa beli dengan harga khusus Rp3jt

Silakan baca press release dari RIM:

Press Release: RIM Introduces the New BlackBerry Curve 3G Smartphone in Indonesia

New addition to the globally popular BlackBerry Curve series is fast, easy-to-use, richly-featured and BlackBerry 6 ready

Jakarta, Indonesia – Research In Motion (RIM) (NASDAQ: RIMM; TSX: RIM) today announced the new BlackBerry® Curve™ 3G, an exciting addition to the popular BlackBerry Curve series of smartphones. Designed to provide the growing mass of smartphone purchasers with a distinctly powerful, approachable and affordable choice, the BlackBerry Curve 3G supports high-speed 3G (HSDPA) networks around the world and gives users the exceptional communications features they need to accomplish more than ever, when they’re at home, at work and everywhere in-between.

“The BlackBerry Curve 3G is both an accessible and feature-rich smartphone which will be popular with many customers in Indonesia who highly value communications and productivity tools that help them get ahead of their day. With the ability to connect to 3G and Wi-Fi networks, users can access information and communicate quickly with the people that matter, as well as take advantage of useful features like built-in GPS to share their location on BBM and social networking sites,” said Gregory Wade, Managing Director, South East Asia, RIM.

The BlackBerry Curve 3G smartphone features a comfortable full-QWERTY keyboard for fast, accurate typing, optical trackpad for fluid navigation, built-in GPS and Wi-Fi®, as well as dedicated media keys, so music lovers can easily access their tunes while on the go. The new smartphone also features a camera that can record video and a microSD/SDHC slot that supports up to 32 GB memory cards for media storage. Support for 3G networks makes browsing faster, streaming music smoother, and gives users the ability to talk on the phone while they browse the web or instant message with BlackBerry® Messenger (BBM™).

The BlackBerry Curve 3G ships with BlackBerry® 5 and is BlackBerry® 6 ready. BlackBerry 6 is a new operating system for BlackBerry® smartphones that was announced last week. It retains the trusted features that distinguish the BlackBerry brand while delivering a fresh and engaging experience that is both powerful and easy to use. BlackBerry 6 is expected to be available for the BlackBerry Curve 3G, subject to carrier certifications, in the coming months.

The new BlackBerry Curve 3G smartphone (model 9300) is expected to be available in Indonesia from September.

For more information about the new BlackBerry Curve 3G smartphone visit www.blackberry.com/curve3G.

For more information about BlackBerry 6, visit www.blackberry.com/6




Jumat, 10 September 2010

Legenda Naga di China

Naga merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan bangsa China. Hal ini dapat dilihat dari budaya China yang hampir semuanya berhubungan dengan hewan legenda ini. Sebaliknya, para peneliti telah lama meyakini bahwa naga hanyalah merupakan mahkluk khayalan semata yang hanya hadir dalam legenda-legenda klasik.

http://boneislandbooks.files.wordpress.com/2009/05/14851red-dragon.jpg

Namun sebuah penemuan pada tahun 1996 seolah menjawab keragu-raguan para ahli. Para arkeolog di China berhasil menemukan fosil naga ini di Desa Guanling, Kota Anshun, China. Penemuan ini membuktikan bahwa hewan yang dikeramatkan ini a pernah ada.

Dalam bingkai ilmu pengetahuan, naga merupakan reptil yang hidup di samudra pada masa Triasik sekitar 200 juta tahun yang lalu. Naga merupakan makhluk amfibi, ia banyak menghabiskan waktunya di air dan terkadang berjalan ke daratan.

Naga merupakan legenda yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat China. Hewan dari masa lalu ini, sering hadir dalam kisah-kisah masa lalu China dan dianggap sebagai makhluk yang istimewa. Orang Mandarin juga meyakini bahwa mereka adalah titisan dari naga.

Hal inilah yang membuat penemuan pada tahun 1996 ini di sambut baik masyarakat. Fosil naga yang ditemukan di Desa Guanling itu dilengkapi dengan sepasang tanduk di atas kepalanya. Wujud dari naga ini menyerupai hewan legenda yang sering terdapat dalam legenda.

Fosil ini dalam kondisi baik dengan Panjangnya keseluruhan mencapai 7,6 m, kepalanya 76 cm dan lehernya 54 cm. Tubuhnya memiliki panjang 2,7 m serta lebar 68 cm, dan buntutnya 3,7 m.

Kepala naga ini berbentuk segitiga, dengan lebar mulut 43 cm. Bagian terlebar di kepala naga ini mencapai 32 cm, kedua tanduknya, dengan bentuknya yang simetris menjulang dari bagian terlebar tersebut dan berukuran 27 cm.

Tanduknya berbentuk agak sedikit melengkung serta condong ke samping, sehingga semakin membuat fosil tersebut menjadi seperti naga dalam legenda. Fosil itu pada akhirnya dipamerkan pada tahun 2007 di Xinwei Ancient Life Fossils Museum di Anshun, Guizhou, China.

Tak pelak lagi, penemuan ini benar-benar mengegerkan masyarakat. Karena ini adalah pertama kalinya bagi China untuk menemukan sebuah fosil “naga” yang dilengkapi sepasang tanduk. Penemuan ini menyajikan bukti tentang kemungkinan naga memiliki tanduk. Penemuan fosil ini memberi informasi ilmiah yang penting bagi manusia untuk melacak asal-usul legenda naga di China.

Penemuan di Yunnan dan Sungai Liachoe

Penemuan lainnya terjadi di Provinsi di dekat sebuah desa di Fuyuan, China baratdaya pada tanggal 22 Januari 2007. Penduduk setempat menemukan fosil naga berukuran kecil yang telah melekat pada lempengan batu di dalam sebuah gua di atas sebuah bukit.

Fosil Naga

Para petani di desa itu telah melakukan penggalian fosil sejak tahun 2000 untuk mencari “sisa-sisa” dari legenda naga karena terinspirasi oleh penemuan naga yang dipamerkan di Guizhou. Para petani melakukan itu untuk menambah penghasilan dengan menjual fosil tersebut kepada para peneliti.

Sebelumnya, untuk membuktikan keberadaan naga itu, para arkeolog China melakukan ekskavasi sejak tahun 1983 di beberapa lokasi yang diyakini pernah ditinggali oleh peradaban China kuno. Ekskavasi pertama dilakukan di sekitar Desa Niuheliang, di kaki Gunung Merah (Red Mountain). Tepatnya, berada di lokasi lembah Sungai Liachoe. Dari beberapa temuan membuktikan, bahwa di daerah ini pernah ditinggali sebuah peradaban kuno yang cukup maju ribuan tahun silam.

Pada penggalian pertama, para arkeolog menemukan dua potongan batu giok berbentuk seekor naga. Giok naga ini diukir secara halus, berwarna hijau transparan. Penemuan pertama ini, menurut para arkeolog sangat berharga. Dari bukti itu terlihat peradaban ribuan tahun silam memang sudah mengenal budaya ukiran yang sangat halus dan tak kalah indah dengan hasil pahatan zaman sekarang

Penggalian hingga tahun 2003 itu melibatkan puluhan arkeolog dari Research Institute of Lioning Province, dan telah menyelesaikan pekerjaan pada 16 situs. Mereka mengaduk-aduk situs pada areal 1.576 meter persegi. Menggali enam kuburan kuno yang diduga adalah kuburan para pimpinan masa itu.

Penggalian Fosil

Dari hasil penggalian itu, ditemukan 479 potong bukti-bukti yang mengarah tentang keberadaan ular naga, dalam bentuk fosil rahang dan bagian tubuh lainnya yang diduga merupakan bagian tubuh dari seekor ular besar.

Penggalian Fosil

Termasuk tiga potong patung naga yang terbuat dari batu giok halus, yang ditemukan dari kuburan kuno. Konon temuan giok patung naga itu, hampir sama dengan temuan hasil ekskavasi di Desa Sanxingtala pada tahun 1970. Desa ini masuk dalam wilayah Kota Cipeng di Monggolia Dalam.

Profesor So Bingqi, seorang arkeolog terkenal di China dan merupakan Ketua Asosiasi Arkeolog Cina mengungkapkan, temuan terbaru itu masih harus diteliti lebih jauh. Terutama dengan uji karbon, untuk menentukan umur binatang purba itu dan merekonstruksi seluruh bentuk fisiknya.

Penggalian dilakukan lebih dalam lagi, untuk mencari bagian fosil lainnya yang bisa membuktikan, apakah fosil itu merupakan binatang melata biasa atau memang seekor naga yang diduga hidup lebih muda beberapa ribu tahun dari zaman binatang purba Dinosaurus, T-Rex, Brontosaurus dan binatang-binatang purba lainnya.

Namun dari ukuran tubuh, yang bentuknya lebih kecil dibandingkan dengan sejenis dinosaurus, diduga kuat temuan itu memang adalah sejenis ular pemangsa. Karena terlihat dari taringnya yang sangat tajam yang mengarah ke dalam, seperti halnya pada binatang pemangsa lainnya yang ditemukan lebih dahulu seperti T-Rex.

Nenek Moyang Ular

Patung Naga

Penelitian di sekitar lembah Sungai Liachoe terus dilanjutkan para arkeolog, untuk menentukan apakah temuan ini hanya satu-satunya bukti atau masih ada yang lain.

Ternyata dugaan dari para arkeolog itu tidak sia-sia, penggalian di “Red Mountain Goddes”, ternyata ditemukan bukti lainnya yang saling mendukung. Temuan serupa di lokasi ini, menemukan beberapa bukti lain yang menguatkan keberadaan naga itu.

Baik arkeolog Bingqi maupun Daahun, anggota Tim Kerja pencari bukti keberadaan naga itu menyimpulkan, ular yang selama ini dimitoskan itu memang ada.

Hanya apakah bentuknya memang sempurna, seperti naga yang digambarkan dalam bentuk patung seperti di biara atau hanya ular purba biasa? Semua itu masih dalam tanda tanya. Para arkeolog masih mencari bukti-bukti lain, dan merekonstruksinya secara sempurna.

Untuk sementara, mereka berhasil merekonstruksi temuan fosil itu adalah sejenis binatang ular purba. Hal ini terlihat jelas, dari kerangka kepala yang mengarah pada sebuah kerangka ular. Namun masih belum sempurna, karena beberapa bagian lain yang diduga berupa tulang rawan bentuknya masih samar-samar. Tapi semua arkeolog meyakini, fosil itu adalah fosil naga, nenek moyang ular-ular sekarang.

Mengenai keraguan bentuk naga sebenarnya, untuk sementara mereka sepakat gambaran patung-patung naga yang dibuat sejak ribuan tahun lalu, diduga kuat itu mewakili bentuk ular naga sebenarnya meski bukti-bukti pendukungnya masih dideteksi.

Mereka juga setuju bahwa gambaran yang ditemukan dalam bentuk patung giok naga (patung dari hancuran emas dan perungu, diperkirakan berumur 8.000 tahun lebih) merupakan gambaran bentuk asli dari naga yang kini tinggal fosilnya.

Pada akhirnya bukti-bukti bahwa naga pernah ada, layak didukung dengan harapan hendaknya hewan ini wakil dari wujud kebaikan. Sebab bukan tidak mungkin, pemujaan Bangsa China maupun bangsa lainnya dikarenakan suatu hal baik yang pernah dilakukan oleh naga atau “ hewan sejenis ular besar” kepada manusia di masa-masa lampau.

Bangsa dan Negara yang Memiliki Kisah Naga :

China :
disebut Long, berbentuk ular dengan empat kaki yang berkuku

Vietnam :
disebut Rong

Jepang :
disebut Ryu, memiliki tiga kuku tajam

Korea :
disebut Yong ( naga langit) , Yo (naga laut) dan Kyo (naga gunung)

Siberian :
disebut Yilbegan – India : dikenali Vyalee dan banyak diukir di kuil Selatan India.

Germanic/Scandinavian :
disebut Lindworm, berbentuk ular besar yang berkaki dua.

Wales :
disebutY Ddraig Goch, naga merah yang tertera pada bendera negeri itu.

Hungarian :
disebut Zomok, berbentuk ular yang tinggal dalam paya dan sering memangsa khinzir atau biri-biri. Sárkánykígyó, berbentuk ular berkepak. Sárkány, naga berbentuk manusia yang memiliki banyak kepala.

Slavic :
disebut Zmey, Zmiy dan Zmaj , menyerupai naga Eropa tetapi memiliki banyak kepala, dapat menyemburkan api.

Romanian :
disebut Balaur, memiliki sirip, berukuran besar dan berkepala banyak.

Chuvash:
disebut Vere Celen, Amerika- Meso-amerika: disebut Amphitere,Inca: disebut Amaru, Brasil: dikenali sebagai Boi-tata.

Prajurit Terakota, Warisan Terunik Dunia

Terakota Qin adalah karya terbaik seni pahat Tiongkok zaman kuno. Terakota Qin yang masuk dalam daftar warisan dunia sejak tahun 1987 ini terdiri dari 8.099 patung berbentuk prajurit dan kuda dengan ukuran sedikit lebih besar dari wujud tokoh aslinya.





Tinggi rata-rata patung adalah 1,8 hingga 2 meter. Patung-patung ini dibuat 210-209 SM untuk menjaga makam Kaisar Cina Pertama, Kaisar Qin Shi Huang Di. Makam ini terletak sekitar 30 km di kaki Gunung Li Shan sebelah utara, Kota Xian, Propinsi Shaanxi, China.



Menurut catatan sejarah, Qin Shi Huang Di adalah kaisar yang memerintahkan pembangunan prasarana umum secara besar-sekaligus memerintahkan pembangunan Tembok Besar China yang juga legendaris.



Menariknya, pembangunan makam ini merupakan perintah dari Kaisar Qin Shi Huang Di sendiri setelah ia naik takhta pada 246 SM ketika ia masih berusia tiga belas tahun. Pembangunan makam berakhir 36 tahun kemudian. Kaisar Qin Shi Huang Di sendiri wafat pada tahun 210 SM dan dimakamkan di dalamnya.

Terakota yang menakjubkan ini ditemukan pada tahun 1974 oleh sekelompok petani China yang tengah mencoba mengebor sumur. Apa yang ditemukan kemudian sungguh menakjubkan. Patung kuda dan prajurit yang jumlahnya ribuan ini memiliki raut wajah yang sangat hidup dan berlainan satu sama lain, termasuk raut wajah kuda.

Saking bedanya, Anda akan dapat dapat membedakan setiap prajurit dan kuda dari yang lain dalam penampilan mereka yang unik, persenjataan dan berpakaian. Prajurit dan kuda ini disekat menjadi tiga bagian sesuai dengan posisi terakhir sang prajurit. Ruang pertama berisi pasukan aktif perwira, ruang kedua pasukan cadangan, sementara ruang ketiga berisi rumah-rumah elit 68 komandan dan perwira.



Semua wajah prajurit menghadap ke arah timur untuk melindungi Qin Shi Huang Di dari kemungkinan serangan musuh yang datang dari arah tersebut di akhirat. Teknik pembuatan patung sehebat ini pun menjadi tanda tanya, apalagi dibuat 2000 tahun silam. Kejaiaban lainnya, ketiga ruang prajurit terakota ini hanya menempati 1% total luas makam.



Bagian yang tak kalah menarik dari kompleks makam Kaisar Qin Shih Huang Di adalah lubang terakota. Lubang ini merupakan bangunan struktur tanah dan kayu yang menyerupai terowongan yang dalamnya 4 hingga 8 meter dari permukaan tanah. Di dalam lubang tersebut dibangun dinding yang dipasang tiang kayu, belandar dan penyangga atap, dan gelaran tikar.




Di dalam lubang terakota ini juga terdapat senjata perunggu menakjubkan yang dibuat dengan teknik cor, teknik yang luar biasa untuk ukuran 2000 tahun silam. Kedashyatan kompleks makam Kaisar Qin Shih Huang Di ini menjadi simbol dashyatnya budaya Tiongkok kuno yang mampu bertahan hingga ribuan tahun setelahnya.

Akupuntur

Tusuk jarum atau akupuntur adalah bagian penting dari ilmu kedokteran tradisional Tiongkok. Pada awalnya, akupuntur digunakan hanya sebagai suatu cara pengobatan, tapi kemudian berangsur-angsur berkembang menjadi suatu disiplin ilmu. Ilmu akupuntur adalah ilmu yang menyusun dan mempelajari teknik pengobatan akupuntur serta hukum terapan klinis serta teori dasarnya. ( gambar sebelah kiri adalah peta sebagian titik akupuntur )

Akupuntur mempunyai sejarah yang panjang. Dalam kitab zaman kuno pernah berkali-kali disebutkan bahwa alat primitif tusuk jarum terbuat dari batu, dinamakan jarum batu. Jarum batu itu pertama-tama muncul di zaman batu baru (neolitik) kira-kira 8.000 sampai 4.000 tahun yang silam, atau sekitar masa akhir sistem komune marga. Dalam penelitian arkeologi di Tiongkok pernah ditemukan benda asli jarum batu. Sampai zaman Chunqiu ( tahun 770 sebelum Masehi—tahun 476 sebelum Masehi ), ilmu kedokteran telah melepaskan diri dari ikatan dukun, dan mempunyai dokter profesional. Dalam buku Chunqiu Zuozhuan, ada catatan tentang perkataan dokter terkenal Yi Huan tentang tusuk jarum ketika ia memeriksa kesehatan Raja Jinggong dari Dinasti Jin.

Dari zaman Negara-negara Berperang sampai Dinasti Han Barat ( tahun 476 sebelum Masehi—tahun 25 Masehi ), jarum logam digunakan semakin luas sejalan dengan kemajuan teknologi peleburan besi, dan jarum logam berangsur-angsur menggantikan jarum batu sehingga tusuk jarum digunakan semakin luas dan telah mempercepat proses perkembangannya. Pada zaman Dinasti Han Timur dan Tiga Kerajaan, muncul banyak ahli kedokteran yang pandai akupuntur, di antaranya Kitab Akupuntur yang ditulis Huang Pumi telah menjadi sebuah karya khusus yang lengkap tentang sistem akupuntur. Pada zaman dinasti-dinasti Jin Timur dan Jin Barat serta Dinasti Utara dan Selatan (tahun 256 Masehi—589 Masehi ), karya-karya khusus tentang akupuntur bertambah semakin banyak, dan pada masa itu pula akupuntur tersebar sampai Korea, Jepang dan negara-negara lain.

Pada zaman dinasti Sui dan Tang ( tahun 581—907 Masehi ), akupuntur berkembang menjadi suatu disiplin ilmu. Pada bagian kedokteran lembaga pendidikan ilmu kedokteran ketika itu diadakan jurusan akupuntur. Kemudian, ilmu akupuntur terus berkembang secara mendalam. Sampai abad ke-16, akupuntur mulai diperkenalkan kepada Eropa. Namun sampai Dinasti Qing, para dokter lebih mengutamakan obat daripada akupuntur sehingga pada derajat tertentu telah menghambat kemajuan ilmu akupuntur.

Akupuntur mencapai kemajuan besar setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949. Kini, di lebih 2.000 rumah sakit kedokteran tradisional Tiongkok di seluruh negeri terdapat bagian akupuntur; Penelitian ilmiah tentang akupuntur sudah mencakup berbagai sistem tubuh manusia dan berbagai bagian klinis; Sejumlah besar data eksperimen ilmiah yang berharga telah dicapai dalam penelitian mengenai peranan pengaturan, peredam rasa nyeri dan peningkatan imunitas akupuntur, serta gejala-gejala jingluo (meridian akupuntur) serta hubungan antara titik akupuntur dan organ tubuh.

Masakan Chuan

Dalam delapan sistem masakan Tiongkok, masakan Chuan adalah suatu masakan yang palong populer di Tiongkok.

Masakan Chuan adalah singkatan masakan Sichuan, bersejarah lama, dan rasanya istimewa, terkenal di Tiongkok bahkan dunia. Masakan Chuan mementingkan warna, rasa dan bentuk, terutama pedas.

Di bidang cara masakan, masakan Chuan pandai diguankan menurut permintaan bahan, iklim dan orang tertentu.

Seiring dengan perkembangan dan kemakmuran ekonomi, masakan Chuan menyerap keistimewaan masakan Tiongkok selatan dan utara,

Masakan Chuan sangat mementingkan perubahan rasa, dan tidak terpisah dari laba. Di bidang pedas, caranya sangat banyak, labanya bisa dijadikan sebagai bahan utama, dan dijadikan sebagai bumbu.

Sistem Delapan Masakan Tiongkok

  • Sistem Masakan Shandong

    Aliran: terdiri dari ciri khas Jinan dan Jiaodong.

    Keistimewaan: rasanya tebal, suka ditambah bawang, pandai pada memasak sup sayur-sayuran.

    Masakan terkenal: ikan digoreng, asam manis.


  • Sistem Masakan Sichuan

    Aliran: terdapat dua aliran antara lain Chengdu, dan Chongqing.

    Keistimewaan: rasanya pedas.

    Masakan terkenal: daging ayam yang digoreng, daging ditumis.


    (Tumis Kepiting Goreng Pedas)

     

  • Sistem Masakan Jiangsu

    Aliran: terdiri dari masakan daerah Yangzhou, Suzhou dan Nanjing.

    Keistimewaan: tekniknya terkenal dengan rebus, mementingkan supnya.

    Masakan terkenal: Tau direbus oleh sup ayam, bakso yang direbus


    (bakso yang direbus)
  • Sistem Masakan Zhejiang

    Aliran: terdiri dari masakan Hanzhou, Ningbo, Shaoxing, yang terkenal adalah masakan Hanzhou.

    Keistimewaan: segar, tidak lemak

    Masakan Terkenal: Daging Udang Ditumis, Ayam, Ikan Asam


    Ikan Asam

     

  • Sistem Maskan Guangdong

    Aliran: terdiri dari Guangzhou, Chaozhou dan Dongjiang, diwakili oleh masakan Guangzhou.

    Keistimewaan: menonjol goreng, rebus, tawar, segar.

    Masakan Terkenal: sup, Daging Gulao.


  • Sistem Masakan Hunan

    Aliran: mementingkan pedas,

    Masakan terkenal: ikan yang ditumis dengan pedas


    ikan yang ditumis dengan pedas



  • Sistem Masakan Fujian

    Aliran: terdiri dari masakan Fuzhou, Quanzhou dan Xiamen, dan diwakili masakan Fuzhou.

    Keistimewaan: bahan utamanya sea food, mementingkan asin.

    Masakan Terkenal: ikan ditumis
    (ikan ditumis

     

  • Sistem Masakan Anwei

    Aliran: terdiri dari masakan daerah Wannan, Yantse dan Huaih.

    Keistimewaan: sering pakai daging diacar.

    Masakan terkenal: Bebek Hulu, Ayam Fuli.


    Ayam Fuli

Terakota Qin

Makam Kaisar Qin Shi Huang yang terletak di kaki Gunung Li Shan sebelah utara, Kota Xian, Provinsi Shaanxi dibangun pada dua ribu tahun yang silam, adalah makam terkenal di Tiongkok. Terakota Qin adalah karya terbaik seni pahat Tiongkok zaman kuno. Patung-patung itu tinggi dan besar, dan sangat hidup mimiknya. Tinggi rata-rata patung itu 1,8 meter, yang tertinggi dua meter, dan yang terpendek 1,72 meter. Makam itu dengan arca prajurit dan kuda perang yang tampak gagah berani dan seni kerajinan yang mahir telah dicantumkan dalam Daftar Nama Warisan Dunia pada tahun 1987. Pada tahun 247 Sebelum Masehi, Kaisar Yingzheng yang baru berusia 13 tahun naik takhta menjadi Raja Negara Qin, tapi baru mulai menangani urusan pemerintahan pada usia 22 tahun. Dan sejak ia mulai menangani urusan pemerintahan, Raja Yingzheng mulai melaksanakan ambisinya untuk mencaplok 6 negara yang lain dan menyatukan Tiongkok. Untuk itu, ia berusaha keras merekrut tenaga ahli yang dapat dimanfaatkannya. Misalnya, ia pernah memberikan tugas penting kepada mata-mata Negara Han bernama Zheng Guo untuk membangun “Saluran Irigasi Zheng Guo”. Berkat proyek tersebut, 40 ribu qing (satu qing kira-kira sama dengan 6,6667 hektar) tanah alkali Negara Qin menjadi tanah subur tanpa terpengaruh oleh bencana kemarau dan bencana banjir, sehingga menyediakan syarat material yang cukup bagi Negara Qin untuk menyatukan Tiongkok. Selain itu, Kaisar Qinshihuang juga mengerahkan 700 ribu tenaga dan mengalokasi dana dalam jumlah sangat besar untuk membangun Makam Gunung Lishan yang sekarang lazim disebut sebagai Makam Kaisar Qin dan prajurit dan kuda terakota Kaisar Qinshihuang. Makam Kaisar Qin Shi Huang yang terletak di kaki Gunung Li Shan sebelah utara, Kota Xian, Provinsi Shaanxi dibangun pada dua ribu tahun yang silam, adalah makam terkenal di Tiongkok. Terakota Qin adalah karya terbaik seni pahat Tiongkok zaman kuno. Patung-patung itu tinggi dan besar, dan sangat hidup mimiknya. Tinggi rata-rata patung itu 1,8 meter, yang tertinggi dua meter, dan yang terpendek 1,72 meter.

Penemuan arkeologi membuktikan, terakota pernah dibuat pada masa sebelum dan sesudah Dinasti Qin, namun tidak ada yang berukuran sebesar itu. Pada akhir tahun 1970-an, seniman zaman sekarang pernah membuat terakota tiruan sebesar itu. Beberapa orang bekerja selama beberapa bulan baru menyelesaikan sebuah patung. Sedang untuk membuat patung kuda sebesar ukuran asli, sejauh ini belum pernah berhasil. Dalam kondisi primitif 2.000 tahun yang lalu, bagaimana caranya membuat terakota sebesar itu, sampai sekarang masih merupakan tanda tanya. Patung-patung yang tergali dari lubang terakota keras seperti batu, kalau dipukul mengeluarkan bunyi berdenting. Tinggi dan rumitnya teknik pembuatan terakota itu menandakan kematangan teknik pembuatan tembikar Tiongkok. Sedang teknik pembuatan senjata perunggu yang ditemukan di lubang terakota lebih menakjubkan. Pedang perunggu yang ditemukan dalam lubang terakota itu panjangnya 90 cm, buatannya halus dan sangat tajam, berkilau masih seperti baru. Setelah dites ternyata mengandung banyak macam logam nadir, pada permukaannya adalah lapisan oksdasi garam kromium setebal 10 mikro meter, dan derajat kekerasannya setara dengan baja karbon medium yang dikeraskan. Senjata-senjata perunggu yang tergali dari lubang terakota dibuat dengan cara tuangan (cor), bahannya terutama tembaga dan timah. Pemrosesan oksidasi garam kromium meningkatkan daya anti karat. Teknik ini adalah suatu keajaiban dalam sejarah metalurgi dunia. Lubang terakota adalah bagian penting dari makam Kaisar Qin Shi Huang, juga khasanah kesenian yang kaya. Tiga lubang yang tergali merupakan bangunan struktur tanah dan kayu model terowongan, dasar lubang antara 4 sampai 8 meter dari permukaan tanah, di dalam lubang dibangun dinding, di kedua sisi dinding dipasang tiang kayu, di atasnya adalah belandar dan penyangga atap, di atasnya adalah gelaran tikar, lalu ditutup dengan tanah. Dasar lubang dilantai dengan bata, dan patung-patung dijajar di atasnya. tahun 1987, makam Kaisar Qin Shi Huang dan Terakota Qin dicantumkan oleh Unesco ke dalam daftar warisan budaya dunia.

Kota Kuno Pingyao

Bulan Desember tahun 1997, kota Pingyao dicantumkan oleh Unesco ke dalam daftar warisan budaya dunia karena perkembangan budaya, sosial, ekonomi dan agamanya yang luar biasa dan lengkap.

(Dinding Kota Kuno Ping Yao Yang Megah)

  Pingyao adalah sebuah kota kabupaten yang bersejarah lama di Provinsi Shanxi, Tiongkok tengah. Kota kecil yang sudah bersejarah lebih 600 tahun itu dihuni penduduknya generasi demi generasi tanpa banyak dikenal dunia luar. Kini, wisatawan mancanegara sudah banyak berdatangan ke kota ini karena perkembangan pariwisata, khususnya setelah Pingyao dicantumkan ke dalam daftar warisan budaya dunia.

Kota kuno Pingyao berbentuk persegi, luasnya hanya 2,25 kilometer persegi. Jalan arah utara selatan yang membelah pusat kota itu menjadi garis poros yang lurus, bersama dengan jalan arah timur barat membentuk jaringan perhubungan yang teratur rapi. Bangunan-bangunan kantor pemerintah dan kuil beratap glasir warna kuning dan hijau serta rumah-rumah bergenteng warna hitam melambangkan semacam perbedaan derajat sosial.

(Jalan Kuno Perbelanjaan Dinasti Ming dan Dinasti Qing di Kota Kuno Ping Yao)

  Meski bangunan utama dan tata ruang kota kuno Pingyao sekarang ini dibangun lebih 600 tahun yang lalu, namun telah mencerminkan cara berpikir orang Tiongkok selama ribuan tahun ini terhadap tata ruang kehidupan.

Bangunan rumah penduduk kota kuno Pingyao berbentuk rumah berhalaman segi empat gaya Tiongkok utara. Cirinya yang paling khusus ialah rumah utamanya mempertahankan bentuk rumah gua di daerah Tiongkok barat laut. Sebagian besar pintu dan jendela dihias dengan ukiran kayu yang sangat halus. Belasan motif tradisional menunjukkan kegemaran dan kekayaan pemilik rumah.

Rumah penduduk biasa di Pingyao sekarang ini kebanyakan adalah dibangun pada dinasti Ming dan Qing lebih 600 tahun yang lalu, sampai sekarang masih terdapat lebih 400 rumah halaman penduduk di kota kuno itu yang masih terpelihara dengan baik. Selama lebih setengah abad ini, warga Pingyao hidup tenteram di kota kuno ini.
Dalam sejarah Tiongkok, kota-kota selalu dikelilingi tembok, begitupun Pingyao tanpa terkecuali. Di kota kuno Pingyao sekarang ini masih terdapat tembok kota kuno, dan telah menjadi sebuah lanskap yang menjadi obyek wisata.

Konon sekitar 2.800 tahun silam, penguasa pada waktu itu menempatkan pasukannya di Pingyao dan membangun sebuah garis pertahanan dengan bahan tanah. Itulah bentuk awal tembok kota kuno Pingyao. Tahun 1370, tembok kota Pingyao digantikan oleh bangunan konstruksi batu dan bata. Tembok sepanjang lebih 6.000 meter dan tinggi 12 meter yang terbentang di kota Pingyao sekarang ini pada pokoknya seara utuh memperlihatkan wajah asli tembok kota kuno Pingyao.

(Bekas Tempat Kamar Dagang Ri Sheng Chang, Kamar Dagang Lama di Kota Kuno Ping Yao)

 
Bahwasanya jauh pada zaman dinasti Qing tahun 1823, di kota Pingyao berdiri sebuah perusahaan pengiriman dan penukaran uang yang pertama di Tiongkok "Rishengchang" namanya, dengan bentuk transfer mengubah sistem pembayaran tunai yang tradisional, sehingga mempunyai arti membuat zaman dalam sejarah keuangan zaman modern Tiongkok, menandakan munculnya bentuk awal industri keuangan tipe baru di Tiongkok zaman modern.

Jalan Barat kota Pingyao yang dulu merupakan "Jalan Keuangan", kini masih tetap merupakan jalan yang berjajar toko-tokonya. Rumah-rumah yang rendah di kedua sisi jalan, meski sudah tampak dimakan usia, namun tidak kehilanan daya hidupnya. Toko-toko itu masih tetap ramai seperti sedia kala seolah seperti keadaannya 100 tahun lebih yang lalu. "Rishengchang", perusahaan pertama di Tiongkok yang bergerak di bidang transfer uang, deposito dan kredit itu tersisip di antara deretan toko-toko tersebut. Perusahan yang kelihatan kurang megah itu dulu adalah pusat keuangan raksasa yang jaringan bisnisnya melingkupi dalam dan luar negeri. Pada pertengahan abad ke-19, perusahaan pengiriman dan penukaran uang mencapai masa jayanya di Tiongkok, dan sebagian terbesar dari perusahaan itu berasal dan Provinsi Shanxi, jumlahnya mencapai 40 lebih, sedang 22 di antaranya berada di Pingyao. Dapat dibayangkan, seratus tahun yang lalu, di jalan pertokoan sepanjang seratus meter itu, para bankir masa awal di Tiongkok menciptakan keajaiban akumulasi kekayaan dalam bentuk perusahaan pengiriman dan penukaran uang.

Bangunan-bangunan di kota Pingyao seperti tembok kota, jalan, rumah penduduk, toko dan kuilnya pada pokoknya masih terpelihara utuh. Masyarakat setempat cukup polos dan sangat memperhatikan perlindungan kotanya. Mereka merasa bangga dengan kotanya.


Kuil, Istana dan Hutan Konghucu

Konghucu sebagai pendiri Aliran Ilmu Ru zaman kuno Tiongkok adalah salah seorang filsuf yang paling besar di dunia. Kuil untuk memperingati Konghucu serta kediaman dan makam Kong Hong Chu disebut sebagai "Kuil, Istana dan Makam Konghucu" atau disingkatkan menjadi "tiga Kong". Letaknya di kota Qufu Provinsi Shandong Tiongkok Timur, yaitu kampung halaman Konghucu.
Kuil Konghucu yang dijuluki sebagai "Kuil Nomor Satu" Tiongkok merupakan tempat suci untuk menyembah Konghucu. Pada tahun 478 sebelum Masehi, yaitu tahun kedua setelah wafatnya Konghucu, Raja Negara Lu memerintahkan agar bekas rumahnya diubah menjadi kuil, di mana dipamerkan pakaian, topi dan barang-barang yang dipakai untuk upacara. Di kuil itu setiap tahun diadakan kegiatan sembahyang. Pada permulaan, kuil itu hanya berkamar tiga, tapi kemudian seiring dengan berkembangnya secara berangsur-angsur kebudayaan Aliran Ru yang didirikan oleh Konghucu menjadi kebudayaan dominan di Tiongkok, kaisar dari berbagai zaman dinasti terus memperluas Kuil Konghucu sehingga kuil itu menjadi satu kelompok bangunan yang berskala mahabesar. Pada awal abad ke-18, Kaisar Dinasti Qing, dinasti terakhir dalam sejarah Tiongkok memerintahkan pembangunan kembali Kuil Konghucu dan memperluas Kuil Konghucu sehingga mencapai skala yang kita lihat sekarang ini.

  Kuil Konghucu panjangnya dari selatan ke utara mencapai 1000 meter lebih dengan luasnya hampir 100 ribu meter persegi dan ruangnya berjumlah 500 buah. Dengan skala itu, Kuil Kong menjadi kelompok bangunan zaman kuno yang skalanya hanya kalah dibandingkan dengan Istana Kuno Beijing dan patut disebut sebagai teladan bangunan kuil berskala besar zaman kuno Tiongkok.
Bangunan keseluruhan Kuil Kong menunjukkan standar bangunan yang paling tinggi zaman kuno, yaitu konstelasi bangunannya sama dengan istana kaisar. Bangunan utama kompleks bangunan Kuil Kong terletak di garis tengah yang melintang dari selatan ke utara. Bangunan pelengkapnya berdiri berderetdi kedua sisi bangunan utama di tengah sehingga kompleks bangunan kelihatannya simetris, ketat dan rapi. Kuil Kong mempunyai 9 lapisan ruang, 9 buah pekarangan dan balairung utamanya yaitu Balairung Dacheng terdiri dari 9 balairung kecil. Bilangan 9 merupakan bilangan ganjil atau gasal yang paling besar. Di zaman kuno Tiongkok, bilangan 9 adalah bilangan khusus untuk kaisar dan biasanya bilangan 9 pantang dimanifestasikan dalam bangunan kecuali istana kaisar. Kalau peraturan itu dilanggar, si pelaku akan dijatuhi hukuman penggal kepala, namun Kuil Kong adalah suatu kekecualian. Di depan Kuil Kong dibangun 5 buah pintu besar, sedang menurut adat feodal zaman kuno, hanya bangunan keluarga kekaisaran yang boleh memiliki 5 buah pintu. Misalnya Istana Kuno Beijing justru memiliki 5 pintu atau gerbang di depan balairung utamanya. Penerapan standar 5 buah pintu dalam bangunan Kuil Kong juga merupakan manifestasi standar kekaisaran.
Bangunan utama Kuil Kong, yaitu Balairung Dacheng tingginya 30 meter dan lebarnya dari timur sampai barat 50 meter lebih. Atap Balairung Dacheng bergenting tembikar glasir berwarna emas sehingga balairung itu kelihatannya sangat megah. Keindahannya bahkan tidak kalah juga jika dibandingkan dengan Balairung Harmoni Istana Kuno Beijing, maka Balairung Dacheng pun disebut sebagai "salah satu dari tiga balairung terbesar Tiongkok". Yang paling mencolok di depan Balairung Dacheng adalah sepuluh pilar batu dengan ukiran naga yang menggeliang-geliut. Pilar-pilar berukir itu semuanya dihasilkan dari batu utuh yang tingginya 6 meter dan garis tengahnya satu meter. Ke-10 pilar ukiran naga itu sangat indah, tapi bercorak berbeda antara satu sama lain, merupakan karya ukiran terbaik zaman kuno Tiongkok. Pilar naga yang terdapat di Istana Kuno Beijing pun kalah dibanding dengan pilar-pilar di Kuil Konghucu.

  Di Kuil Konghucu sekarang dipamerkan 2000 buah lebih batu prasasti, merupakan "hutan batu prasasti" yang paling besar skalanya di Tiongkok. Di antaranya terdapat 50 lebih batu prasasti dengan tulisan kaisar dan ini sepenuhnya memanifestasikan kedudukan agung Konghucu di Tiongkok.
Istana Konghucu bertetangga dengan Kuil Kong dan merupakan kediaman generasi turun temurun Konghucu, juga merupakan kediaman paling besar setelah istana kaisar pada zaman Dinasti Ming dan Dinasti Qing, dua dinasti terakhir Tiongkok.

  Istana Konghucu mulai dibangun pada zaman Dinasti Song dan Jin antara abad ke-12 dan ke-13 Masehi dan adalah taman tuan tanah feodal yang sangat tipikal. Luasnya hampir 50 ribu meter persegi dengan ruangnya mencapai 500 buah. Konfigurasi Istana Kong juga sangat unik, yaitu bagian depan Istana Kong adalah tempat untuk penanganan urusan umum, sedangkan bagian dalamnya adalah tempat kehidupan sehari-hari.

  "HutanKonghucu" adalah makam khusus bagi keluarga Konghucu dan juga merupakan makam keluarga yang bersejarah paling lama dan paling luas arealnya di dunia. Hutan Konghucu yang luasnya 2 kilometer persegi sudah bersejarah 2500 tahun dengan makam anggota keluarga Kong mencapai 100 ribu buah lebih.

  Hutan Keluarga Konghucu memainkan peran taktergantikan bagi penelitian politik, ekonomi, kebudayaan dan perkembangan adat istiadat pemakaman zaman kuno Tiongkok.
Kuil, Istana dan Hutan Konghucu bukan hanya merupakan warisan kebudayaan yang isinya melimpah dan terkenal di dunia, tapi juga memiliki banyak warisan alam yang sangat berharga. Misalnya di ketiga tempat itu terpelihara 17 ribu batang pohon kuno yang tidak hanya menyaksikan sejarah perkembangan, tapi juga merupakan bahan berharga untuk meneliti ilmu iklim dan ilmu eko-sistem zaman kuno.
Kuil, Istana dan Hutan Konghucu terkenal dengan kebudayaan yang mendalam, sejarah yang lama, skalanya yang mahabesar, simpanan benda budaya dalam jumlah besar serta nilai keilmuan dan kesenian yang tinggi. Pada tahun 1994, "tiga Kong" itu dicantumkan oleh Komite Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Unesco PBB sebagai warisan kebudayaan dunia.

Gua Mogao

Gua Mogao Dunhuang di Tiongkok sebagai gua khasanah kesenian dunia setiap tahun menarik kedatangan ratusan ribu wisatawan manca negara.

Gua ini terletak di bawah Gunung Mingsha, 25 kilometer sebelah tenggara Kota Dunhuang, Provinsi Ganshu, Tiongkok barat. 750 gua peninggalan abad ke-4 sampai abad ke-14 yang masih ada sekarang ini terletak di tebing curam sepanjang 1.700 meter arah selatan-utara. Di dalam gua-gua itu terdapat gambar dinding 45 ribu meter persegi dan lebih 3.000 patung berwarna.

Gua Mogao Dunhuang sudah bersejarah 1600 tahun lebih sejak mulai digali untuk pembuatannya pada tahun 366 Masehi.

  Berhubung kekacauan perang dan pergantian dinasti, pembangunan seluruh goa Mogao menjadi patilasan goa batu sepanjang 50.000 kilometer. Di dalam gua-gua itu terdapat gambar dinding 45 ribu meter persegi dan lebih 2.000 patung berwarna sekarang ini.

Gua Mogao Dunhuang di Tiongkok sebagai gua khasanah kesenian dunia setiap tahun menarik kedatangan ratusan ribu wisatawan manca negara. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke gua ini tahun lalu tercatat 250 ribu orang. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang, maka pekerjaan perlindungan peninggalan sejarah itu menjadi semakin penting pula.

(Bagian Atas Dinding Selatan Gua Nomor 148 di Gua Mo Gao, Dun Huang)

  Berhubung Gua Mogao terletak di daerah pedalaman Tiongkok yang kencang anginnya, banyak pasirnya, dan kering cuacanya, maka kelestarian gua tersebut selalu terancam oleh erosi dan timbunan pasir. Dengan melakukan penyelidikan dan penelitian yang saksama, para pakar Tiongkok dan Amerika menggunakan teknologi pengairan tetes yang maju di dunia dewasa ini untuk menanam jenis pohon yang tahan kering di kaki gunung Mingsha, membentuk dua jalur hutan pelindung untuk menahan angin dan mencegah bergeraknya pasir. Dengan demikian telah menciptakan lingkungan pelestarian yang baik untuk melindungi gambar dinding, patung berwarna dan bangunan kuno di Gua Dunhuang.

(Dewi Layang di Tengah Kelenteng Istana di Gua Nomor 172)

(Dewi Layang di Dalam Ceruk Sebelah Selatan Dinding Barat Gua Nomor 39)


  Selain itu, jumlah wisatawan juga dibatasi untuk melindungi gua tersebut.

Untuk memperagakan keindahan seni Dunhuang, kini mereka sedang merencanakan untuk menggunakan teknologi canggih guna menayangkan "gua maya" dalam tiga dimensi. Dalam mana akan diperlihatkan wajah sebenarnya gua-gua yang representatif, agar para pengunjung dalam waktu yang relatif singkat mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang kesenian gua tersebut, disamping mencapai tujuan melindungi khasanah kesenian tersebut.


Tembok Besar

Tembok Besar Tiongkok yang dijuluki sebagai salah satu dari "7 keajaiban dunia" merupakan proyek pertahanan militer zaman kuno yang memakan waktu pembangunan paling lama dan berskala paling besar di dunia. Tembok Besar yang megah melintang dari bagian barat ke bagian timur Tiongkok sepanjang 7000 kilometer lebih.

Sejarah pembangunan Tembok Besar Tiongkok dapat dilacak sampai abad ke-9 sebelum Masehi. Pada waktu itu, pemerintahan di bagian tengah Tiongkok menyambung benteng dan menara api yang merupakan pos penjagaan tentara di perbatasan menjadi satu tembok panjang dalam rangka menangkis serangan etnis-etnis dari bagian utara Tiongkok. Sampai pada Masa Chunqiu dan Negara-negara Berperang, pertempuran berkecamuk di antara negara-negara kepangeranan yang saling berkonfrontasi. Negara-negara itu demi pertahanannya sendiri berturut-turut membangun tembok besar di atas bukit dan gunung yang terletak di daerah perbatasan. Pada tahun 221 sebelum Masehi, Kaisar Qinshihuang menyatukan Tiongkok. Setelah itu, Kaisar Qinshihuang memerintahkan agar tembok-tembok yang dibangun oleh berbagai negara kepangeranan itu disambung menjadi satu tembok besar sebagai kubu pertahanan untuk menangkis serangan pasukan kavaleri etnis nomadik di padang rumput Monggolia bagian utara Tiongkok. Tembok Besar pada waktu itu panjangnya mencapai 5000 kilometer lebih. Tembok Besar pada Dinasi Han setelah runtuhnya Dinasti Qin diperpanjang sampai 10 ribu kilometer lebih. Dalam sejarah selama 2000 tahun yang lalu, penguasa di berbagai zaman tak pernah berhenti membangun Tembok Besar sehingga panjang totalnya mencapai 50 ribu kilometer, yang cukup untuk mengitari bumi satu kali lebih.

Tembok Besar yang kita sebut sekarang kebanyakan adalah tembok besar yang dibangun pada Dinasti Ming yang berkuasa antara tahun 1368 dan 1644. Ujung baratnya berpangkal dari Benteng Jiayu di Provinsi Gansu Tiongkok Barat dan ujung timurnya terletak di pinggir Sungai Yalu Provinsi Liaoning Tiongkok Timur Laut setelah melewati 9 provinsi, kota dan daerah otonom sepanjang 7300 kilometer, atau sama dengan 14 ribu li Tiongkok. Dengan demikian, Tembok Besar itu disebut sebagai "tembok panjang 10 ribu li" di Tiongkok.

Sebagai kubu pertahanan, Tembok Besar dibangun dengan mengikuti jalannya puncak pegunungan. Topografi yang dilewatinya sangat rumit, antara lain, gurung pasir, padang rumput dan rawa. Untuk menyesuaikan diri dengan berbagai topografi, pelaksana pembangunan Tembok Besar menerapkan struktur yang luar biasa dan berbeda-beda. Kesemua ini menunjukkan kecerdasan nenek moyang bangsa Tionghoa. Tembok Besar yang berliku-liku mamanjang menyusuri puncak pegunungan hampir mustahil ditaklukkan oleh musuh pada zaman kuno karena gunung dan lereng yang menjadi dasar tembok itu terlalu terjal untuk didaki.

Tubuh Tembok Besar biasanya dibangun dengan batu besar berbaur dengan tanah dan batu pecahan. Tingginya kira-kira 10 meter dan lebarnya kira-kira 5 meter, yaitu cukup untuk 4 ekor kuda berjalan berdampingan. Dengan demikian, sangat mudah bagi manuver tentara dan pengangkutan bahan pangan dan senjata. Di sisi dalam tembok dibangun pintu dan tangga untuk naik turun. Tembok Besar disambung dengan benteng atau menara api setiap sektor, di mana tersimpan senjata dan bahan pangan. Benteng dan menara api itu digunakan sebagai tempat istirahat bagi prajurit pada waktu damai dan sekaligus merupakan kubu pertahanan untuk menangkis serangan musuh pada waktu berperang. Selain itu, begitu diketahui terjadinya agresi musuh, di menara api itu akan dinyalakan api pada waktu malam dan asap pada siang hari sehingga kabar tentang serangan musuh dapat tersebar ke seluruh negeri dalam waktu dekat.

Di sektor penting Tembok Besar, misalnya lintasan strategis, celah gunung dan perbatasan gunung dengan laut biasanya dibangun loteng gerbang besar. Loteng-loteng gerbang itu tidak hanya kelihatan megah, tapi juga mencerminkan seni arsitektur cemerlang zaman kuno Tiongkok. Sekarang sebagian loteng gerbang itu telah berubah menjadi obyek wisata, misalnya Loteng Gerbang Shanhaiguan di ujung timur Tembok Besar yang dijuluki sebagai loteng gerbang nomor satu Tiongkok dan Loteng Gerbang Juyongguan sektor Badaling Tembok Besar di sekitar Beijing.

Fungsi Tembok Besar sebagai kubu pertahanan militer sekarang sudah tidak ada lagi, namun keindahan arsitekturnya tetap sangat mengagumkan.

Keindahan Tembok Besar tercermin pada kemegahan, kekuatan dan kebesarannya. Melepas pandang dari tempat jauh ke Tembok Besar, tembok besar tinggi yang memanjang selama ribuan kilometer itu tampak serupa naga mahabesar yang menggeliang-geliut menyusuri pegunungan; jika dilihat dari jarak dekat, maka tembok itu penuh dengan daya tarik seni dengan arsitekturnya yang aneka ragam.

Tembok Besar adalah hasil jerih payah yang dibasahi keringat dan darah serta diresapi kecerdasan rakyat Tiongkok pada zaman kuno. Betapa beratnya proyek pembangunan Tembok Besar pada zaman kuno yang masih rendah tenaga produktif memang sulit dibayangkan.

Sekarang Tembok Besar telah menjadi lambang semangat bangsa Tionghoa. Pada tahun 1987, Tembok Besar dicantumkan dalam Daftar Warisan Dunia PBB.